Minggu, 25 Desember 2016

YOU CAN SEE


          Seorang wanita anggun itu menyanyikan lagu Shinkirou dengan hebat bersama Haruka. Tidak heran jika banyak yang menjulukinya bidadari. Memang begitu adanya, wajah rupawan bak bidadari khayangan, polah lemah lembut menghanyutkan, dengan pesonanya yang sangat menggebu-gebu menambah nilai plus bagi dirinya.

      "Nal, kamu masih marah sama aku?" disaat semua member sibuk mengganti seifuku untuk pertunjukkan selanjutnya, Veranda memilih menghampiri Kinal yang sedang duduk melamun di pojok ruangan. "Nal, aku minta..."

        "Udahlah Ve! Capek aku sama kamu." Kinal langsung saja pergi meninggalkan Ve sendirian. Ve masih meyakinkan diri bahwa tadi benar seorang Kinalnya. Bukankah seharunya Ve yang marah akan kejadian tadi? Kenapa ini malah tebalik.

      "Kak Ve, cepet ganti seifuku, 2 menit lagi." Ingat Shania, sang kapten tim J. Karena waktu yang mepet, mau tak mau Ve harus mengesampingkan urusannya dengan Kinal dahulu.

       Akhirnya selesai juga show hari ini. Ve masih saja menyusuri seluruh ruangan, berharap keberadaan Kinal dapat terdeteksi.

"Kak Ve nggak Pulang?" Ve terlonjak kaget melihat keberadaan Naomi di sampingnya.

"Nanti. Masih ada urusan sedikit Mi. Kamu mau pulang?"

"Iya." Mereka terdiam sebentar lalu Naomi kembali membuka pembicaraan. "Nyari Kinal ya?"

" Enggaklah. Aku ada perlu sama Melody. Dia masih di ruang Jiro-san." Bohong Ve. Sudah tau beberapa menit lalu Melody dan Frieska berpamitan dengannya untuk pulang duluan.

"Aku kira Kak Ve cari Kinal. Soalnya Kinal tadi nganterin Dudut pulang. Katanya kaki Dudut keseleo, nggak tau juga sih aku. Belum lihat soalnya." deg. Darah Ve seakan berhenti. Penuturan Naomi membuat pikirannya melayang ke kejadian beberapa jam yang lalu.

Flashback

         Team KIII sedang latihan koreo. Sebenarnya jadwal Show team J masih beberapa jam lagi, tapi entah dorongan dari mana Ve ingin sekali melihat Kinal yang sudah beda tim dengannya itu. 3 hari pula pesan dan panggilan Ve tak ia jawab. Hal itu membuat Ve kalang kabut sendiri.

"Eh ada bidadari datang. Nyari siapa kak?"

"Eh itu, Kinalnya kemana ya?"

"Oh si Paus mah lagi ena-ena sama hiu-nya."

"Hiu? Hiu apaan sih, Nat?"

"Si Dudut maksud aku. Tadi Dudut selalu dapet teguran dari sensei karena salah blockingan. Jadi deh, tuh si paus mem-privat Dudut."

"Dimana?"

"Nggak tau ya, kak. Diluar kali, soalnya tadi mereka keluar. Mungkin di deket tangga depan."

        Sebelum beranjak keluar, tak lupa Ve mengucapkan terima kasihnya kepada Nat atas informasi yang ia berikan.

         Sampai di depan tangga Ve menganga tak percaya melihat Sinka terperangkap di kedua lengan Kinal. Segera saja Ve menaiki tangga dan menarik tangan Sinka agar terlepas dari kungkungan Kinal. Na'as, maksud Ve melepaskan Sinka, malah Sinka yang seakan dijatuhkan oleh Ve. Sinka jatuh dari tangga, suara pekikan Sinka yang menggema kesakitan membuat Kinal cepat-cepat turun menolongnya.

        Ve sendiri pun terkejut dengan apa yang baru saja ia lakukan. Dia hanya diam kaku, sambil menutup mulutnya.

"Kamu nggak papa, Dut?"

"Kakiku sakit kak."

"Yang mana yang sakit?"

"Aw.. Jangan dipegang. Itu sakit banget."

          Ve yang hendak turun tak kuasa menghentikan pergerakannya. Kinal sangat perhatian kepada Sinka. Kenapa begitu sakit melihat Kinal begitu baik dengan wanita lain?
          "Kak Ve kok ngelamun sih!" Hampir saja Ve melupakan Naomi yang masih ada disampingnya.           "Kak Ve kok ngelamun sih!" Hampir saja aku melupakan Naomi yang masih ada disampingku. Pantas saja Kinal tak ada dimanapun. Ternyata sedang bersama Sinka, perih, batin Ve.

"Eh...mulai melamun lagi."

"Apa sih, Mi! Udah aku pulang duluan." tanpa menghiraukan Naomi aku pergi meninggalkannya.

"Katanya mau ketemu Kak Mel!"

"Nggak jadi." mungkin Naomi akan berpikir bahwa tadi Ve membohonginya. Ah! Ve pun tak akan peduli lagi.

         2 jam bermacet ria bersama mobil baru ini. Ya, mobil Ve yang dulu dibawa kabur sopir gila itu. Padahal dia sudah nyaman dengan mobil yang dulu, tapi bagaimana jika tidak ada batang hidungnya lagi? Sama seperti Kinal, walau Ve nyaman dengannya, belum tentu mereka akan selamanya bersama.

          Disinilah Ve sekarang, didepan sebuah apartment Kinal. Menunggu empunya datang. Sebenarnya lelah, sehabis theater harus mengendarai mobil ke tempat sejauh ini kalau bukan untuk Kinal. Mungkin Kinal akan pulang sebentar lagi. Itu kabar yang Naomi bawa dari akun Twitternya. Disana Naomi mem-post foto dirinya, Sinka, dan Kinal di dalam kamar bernuansa hitam putih. Kupastikan bahwa itu kamar Panda Dudut.

          "Kamu ngapain Ve?" Ve menoleh ke samping jendala. Disana berdiri seorang Kinal, sosok yang sangat ia rindukan.

         Tanpa aba-aba Ve membuka pintu penumpang mempersilahkan Kinal masuk. Dari wajahnya kinal tampak ragu. Tetapi Ve berusaha meyakinkannya dengan tatapan memohon. Akhirnya Kinal luluh juga dan duduk disebelah Veranda.

"Kenapa, Ve?"

"Kamu udah nggak marah?"

"Siapa yang marah?"

"Kamu tadi..."

"Aku cuma kesel sama kamu."

"Aku bener nggak sengaja, Nal."

"Tapi Dudut hampir aja celaka!" wajah Kinal yang tadi berseri berubah ganas. Ve tak pernah melihat kinal yang seperti ini. Oh Tuhan, kemana Kinalku?

"Kamu tau Ve? Kalau tadi aku nggak cepet-cepet bawa Dudut ke rumah sakit, kaki dia bakal..." Kinal tak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Uratnya bergeser dan bekas patah tulang Dudut beberapa bulan lalu tambah parah. Bahkan bisa dibilang dia harus berobat mulai dari nol lagi. Kamu tau itu?!" Ve terdiam. Dia shock, Ve terkejut mendengar pembelaan Kinal untuk Sinka. Ia tak tahu kalau akan seperti itu. Bahkan perhatiannya bukan kepada keadaan Sinka, tapi lebih ke perhatian Kinal.

"Kamu cinta sama Sinka?" tanya Veranda berat hati. Ayo jawab kalau kamu cuma cinta sama aku Nal, harap cemas Veranda. Bukan menjawab Kinal malah diam ditempat. Kepala Veranda pusing dengan berbagai kesimpulan yang mencuat.

"Jadi bener..."

"Iya aku cinta sama Sinka." setelah itu Kinal membuka pintu mobil dan pergi.

          "Jadi bener, kamu cinta sama Sinka." Ve menyenderkan kepala ke kaca pintu mobil sebelah kemudi. Dia tertawa tapi pipinya basah. Kinal. Kinal. Kinal. Kinal. Kinal. Nama itu selalu berputar-putar di kepala cantik Veranda. Dia memejamkan mata menikmati rasa aneh yang menjalar ini. Dada sesak, dan sulit untuk bernafas.

1 komentar:

  1. WinStar World Casino And Resort: Employee Reviews - KTH
    Find out what works well at WinStar worrione World Casino And Resort from the people 광주 출장샵 who 남원 출장샵 know best. Get 인천광역 출장마사지 the inside scoop on jobs, salaries, top office locations,  진주 출장샵 Rating: 3.2 · ‎Review by KSNJ

    BalasHapus